Minggu, 12 Juni 2011

AL-QASIM IBN MUHAMMAD IBN ABI BAKAR

(Satu Dari Tujuh Ahli Fiqih Kota Madinah)

�Sekiranya ada bagiku kekuasaan dalam urusan ini, sungguh aku akan
mengangkat al-Qasim ibn Muhammad menjadi khalifah� (Umar ibn Abdul Aziz)
Sudahkah datang kepadamu berita tentang tabi�i yang mulia ini?
Ia adalah seorang pemuda yang telah mengumpulkan kemuliaan dari seluruh
ujungnya, hingga tidak ada yang terlewatkan olehnya sedikitpun...
Ayahnya adalah Muhammad ibn Abi Bakar ash-Shiddiq...
Ibunya adalah putri Kaisar �Yazdajurda� raja Persia yang terakhir...
Bibinya adalah �Aisyah ummul mukminin...
Di atas itu semua, ia telah memasang mahkota takwa dan ilmu di atas kepalanya.
Apakah kamu mengira bahwa di atas kemuliaan ini ada kemuliaan lain yang orangorang
saling berlomba-lomba untuk mendapatkannya?
Dialah al-Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakar ash-Shiddiq, satu dari tujuh ahli fiqih
kota Madinah (al-Fuqaha� as-Sab�ah)*...Penduduk zamannya yang paling afdlol dalam
hal ilmu...paling tajam akalnya dan paling wara�.
Maka, marilah kita mulai kisah kehidupannya dari awal.
Al-Qasim ibn Muhammad dilahirkan pada akhir-akhir dari kekhalifahan Utsman ibn
Affan RA...akan tetapi belum lagi anak kecil ini mampu berjalan di sarangnya
sehingga angin fitnah yang kencang berhembus di tengah-tengah kaum muslimin.
Maka, syahidlah khalifah yang ahli ibadah lagi zuhud yaitu Dzunnurrain sedangkan
tulang sulbinya condong ke depan mendekap al-Qur`an.
Dan bergolaklah perselisihan yang besar antara amirul mukminin Ali ibn Abi Thalib
dengan Muawiyah ibn Abi Sufyan amir negeri Syam...
Dan di dalam rantai yang menakutkan dan membingungkan dari kajadian-kejadian
yang berkesinambungan ini...anak kecil ini mendapatkan dirinya dibawa bersama
saudara perempuannya dari Madinah menuju ke Mesir...Adalah merupakan keharusan
bagi mereka berdua untuk menyusul ayah mereka setelah diangkat menjadi wali atas
Mesir oleh amirul mukminin �Ali ibn Abi Thalib.
Kemudian, ia melihat kuku-kuku fitnah yang merah memanjang hingga sampai
kepada ayahnya yang kemudian membunuhnya dengan cara yang paling jahat.
Kemudian, ia menemukan dirinya dipidahkan kali yang lain dari Mesir menuju
Madinah setelah para pembela Muawiyah menguasainya...dan ia telah menjadi anak
yatim yang ditinggal oleh kedua orang tuanya.
Al-Qasim menceritakan sendiri tentang perjalanan penuh derita ini dan yang
setelahnya. Ia menuturkan, �Ketika ayahku terbunuh di Mesir, datanglah pamanku
Abdurrahman ibn Abi Bakar, kemudian ia membawaku dan adik perempuanku...ia lalu
berangkat bersama kami menuju Madinah.
Belum lama kami sampai di Madinah, hingga bibiku �Aisyah RA datang kepada kami
dan membawa kami dari rumah pamanku menuju rumahnya...dan ia mendidik kami
di bawah asuhannya.
Aku tidak pernah melihat seorang ibu dan seorang ayah sekalipun yang lebih banyak
berbuat kebajikan dan tidak pula lebih banyak kasih sayangnya dari pada dia.
Ia menyuapi kami dengan tangannya dan ia tidak ikut makan bersama kami...apabila
ada sedikit makanan kami yang tersisa ia pun memakannya.
Ia mandekap (mengasihi) kami sebagaimana seroang ibu menyusui mengasihi bayi
yang disapihnya. Ia mamandikan kami dan menyisir rambut kami. Ia juga
memakaikan baju putih bersih kepada kami.
Ia tidak pernah berhenti menganjurkan kami atas kebaikan dan melatih kami
melakukannya...ia melarang kami dari kejahatan dan membawa kami untuk
meninggalkannya.
Ia membiasakan mentalqin kitab Allah kepada kami sekemampuan kami...dan
menjadikan kami meriwayatkan hadits Rasul SAW apa yang kami hafal.
Pada dua hari raya ia bertambah kebajikannya dan hadiahnya kepada kami...
Di sore hari Arafah ia mencukur rambutku...memandikan aku dan adik
perempuanku...dan apabila pagi telah tiba ia pun memakaikan baju baru kepada
kami, dan mengirim kami ke masjid untuk menunaikan shalat �id. Dan apabila kami
telah pulang, ia lantas mengumpulkan aku dan adik perempuanku lalu memotong
kurban di hadapan kami.
Pada suatu hari, ia memakaikan kami baju putih, lalu mendudukkan aku di salah satu
lututnya dan adik perempuanku di lutut yang lain.
Dan sebelumnya ia telah memanggil pamanku Abdurrahman...ketika ia (pamanku)
masuk menemuinya, ia (bibiku) menyalaminya kemudian berkata.
Ia memuji Allah AWJ dan menyanjung-Nya dengan pujian yang sesuai dengan-Nya.
Maka, aku tidak pernah melihat seorang laki-laki atau perempuan pun yang berbicara
sebelumnya dan tidak pula setelahnya yang lebih fasih lisanya dan lebih manis
ucapannya dari pada dia.
Ia (bibiku) kemudian berkata, �Wahai saudaraku...aku masih melihatmu berpaling
dariku sejak kedua anak ini aku ambil darimu dan aku dekap dalam pelukanku. Demi
Allah tidaklah aku melakukan hal itu karena merasa lebih tinggi darimu dan tidak
pula su�u dzan kepadamu serta menuduhmu lalai terhadap hak mereka berdua. Akan
tetapi engkau adalah seorang laki-laki yang memiliki banyak istri. Sedangkan mereka
berdua adalah anak kecil yang belum mampu mengurusi diri mereka. Sehingga aku
merasa takut kalau istri-istrimu melihat dari keduanya apa-apa yang mereka merasa
jijik darinya sehingga mereka tidak merasa senang. Dan aku dapatkan diriku lebih
berhak dari pada mereka untuk mengurusi keduanya dalam keadaan ini.
Nah...keduanya sekarang telah tumbuh besar dan telah mampu untuk mengurusi
dirinya sendiri. Maka, ambillah keduanya dan bawalah tinggal bersamamu.�
Pamanku Abdurrahman mengambil kami dan menempatkan kami di rumahnya.
Hanya saja, anak �al-Bakriy� (dari keturunan Abu Bakar) ini, hatinya selalu
bergantung dengan rumah bibinya �Aisyah ummul mukminin RA...Di atas tanah
rumahnya yang harum dengan parfum-parfum nubuwwah ia telah tumbuh...Di bawah
asuhan shabatnya ia telah terdidik dan tumbuh...Dan dari kasih sayangnya yang
terpancar ia minum hingga puas.
Maka ia pun membagi waktunya antara (mengunjungi) rumah (bibi)nya dan rumah
pamannya.
Kenangan-kenangan rumah bibinya yang harum, jernih dan gemerlap selau hidup
dalam benaknya sepanjang hidup.
Dengarkanlah beberapa cerita tentang kenangan-kenangannya. Ia menuturkan,
�Pada suatu hari aku berkata kepada bibiku �Aisyah RA, �Wahai Ibu, singkaplah
kuburan Nabi SAW untukku dan kuburan dua sahabatnya...sesungguhnya aku ingin
melihatnya.�
Adalah ketiga kuburan tersebut masih berada di dalam rumahnya. Ia telah
menutupnya dengan sesuatu yang dapat menghalanginya dari pandangan. Ia lalu
menyingkap untukku ketiga kuburan tersebut yang tidaklah menggunduk tinggi dan
tidak pula lengkaui. Dan telah dihampari dengan kerikil merah yang ada di halaman
masjid.
Aku berkata, �Manakah kuburan Rasulullah SAW?�
Dengan tangannya ia menunjuk seraya berkata, �Ini.�
Kemudian meneteslah dua air mata besar di pipinya. Ia segera mengusapnya hingga
aku tidak melihatnya.
Adalah kuburan Nabi SAW berada di depan kuburan kedua sahabatnya.
Aku berkata, �Manakah kuburan kakekku Abu Bakar?�
�Yang itu� katanya.
Adalah Abu Bakar dikubur di sisi kepala Nabi SAW.
Aku berkata, �Dan yang ini kuburan Umar?�
�Ya� jawabnya.
Dan adalah kepala Umar RA berada di sisi pinggang kakekku dekat dengan kaki Nabi
SAW.
Saat pemuda bakriy ini tumbuh dewasa, ia telah hafal kitab Allah AWJ.
Ia telah mengambil (belajar) hadits Rasulullah SAW dari bibinya apa-apa yang Allah
kehendaki untuk ia mengambilnya.
Kemudian ia mendatangi al-Haram an-Nabawi (masjid nabawi) yang mulia, dan
duduk pada halaqoh-halaqoh ilmu yang tersebar di setiap pojok dari pojok-pojok
masjid sebagaimana tersebarnya bintang-bintang yang gemerlap di hamparan langit.
Sehingga ia meriwayatkan dari Abu Hurairah, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn Abbas,
Abdullah ibn az-Zubair...Abdullah ibn Ja�far, Abdullah ibn Khabbab, Rafi� ibn Khudaij,
Aslam budak Umar ibn al-Khaththaab, serta yang lainnya dan yang lainnya.
Sehingga ia menjadi penduduk jamannya yang paling tahu tentang as-Sunnah (apaapa
yang shahih dari Rasulullah SAW ).
Adalah seseorang tidak dianggap menjadi orang alim di sisi mereka hingga ia kokoh
dalam hal Sunnah.
Setelah perangkat ilmu pemuda bakriy ini menjadi sempurna, mulailah orang-orang
mendatanginya untuk mencari ilmu darinya dengan penuh antusias dan rasa rindu.
Dan ia pun mendatangi mereka memberikan ilmu kepada mereka dengan penuh
derma.
Ia mendatangi masjid Rasulullah SAW pada setiap pagi hari pada waktu yang tidak
pernah ia langgar...Ia shalat dua rakaat tahiyatul masjid.
Ia lantas mengambil tempatnya di depan khaukhah Umar (cendela kecil) di Raudlah
yang mulia antara kuburan Nabi SAW dan mimbarnya**.
Maka para thulabul ilmi dari segala tempat berkumpul kepadanya.
Mereka meminum dari sumber-sumbernya yang tawar dan jernih sehingga
memuaskan jiwa-jiwa yang haus.
Tidak berselang waktu yang lama sehingga al-Qasim ibn Muhammad dan anak
bibinya (dari pihak ibu) yaitu Salim ibn Abdullah ibn Umar telah menjadi dua imam
Madinah yang terpercaya. Dua penghulu yang ditaati dan dua orang yang didengar
ucapannya, walaupun wilayah dan kekuasaan tidak berada dalam genggaman kedua
tangannya.
Orang-orang telah mengangkatnya menjadi pemimpin disebabkan oleh ketakwaan
dan wara� yang mereka berdua berhias dengannya, dan karena ilmu serta fiqih
(pemahaman) yang tersimpan dalam dadanya, serta apa yang mereka berhias dari
kezuhudan terhadap apa yang ada pada manusia, serta raghbah (antusias/cinta)
dengan apa yang ada di sisi Allah AWJ.
Dan telah sampai dari ketinggian kedudukan keduanya di dalam jiwa, hingga para
khalifah Bani Umayyah dan para walinya tidaklah memutuskan suatu perkara penting
dari urusan Madinah kecuali dengan mengambil pendapat mereka berdua.
Di antaranya, bahwa al-Walid ibn Abdul Malik bertekad untuk meluaskan al-Haram
an-Nabawi yang mulia.
Dan ia tidak memiliki keluasan untuk merealisasikan angan-angannya yang mahal ini
kecuali dengan menghancurkan masjid yang lama dari keempat sisinya...dan
menghilangkan rumah-rumah istri Nabi SAW dan memasukkannya ke masjid.
Ini adalah perkara yang terasa memberatkan manusia...
Dan mereka tidak merasa senang dengannya...
Lantas ia menulis surat kepada Umar ibn Abdul Aziz gubernurnya atas kota Madinah,
ia berkata, �Aku berpendapat untuk meluaskan masjid Rasulullah SAW hingga
luasnya menjadi dua ratus hasta kali dua ratus hasta. Maka hancurkanlah keempat
temboknya dan masukkanlah kamar-kamar istri Nabi SAW ke dalamnya. Dan belilah
rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Dan majukanlah kiblatnya bila kamu mampu.
Dan sesungguhnya kamu mampu melakukannya karena kedudukan pamanpamanmu
ali al-Khaththaab (keluarga al-Khaththaab) dan kedudukan mereka dalam
hati manusia.
Apabila penduduk Madinah enggan menjalankan perintahmu itu, maka mintalah
bantuan kepada al-Qasim ibn Muhammad dan Salim ibn Abdullah ibn Umar,
ikutkanlah mereka berdua dalam urusan ini...
Bayarlah harga rumah-rumah mereka dengan penuh kedermawanan...sesungguhnya
kamu memiliki dua pendahulu yang jujur/benar dalam hal tersebut, mereka yaitu
Umar ibn al-Khaththaab dan Utsman ibn Affan.�
Umar ibn Abdul Aziz lalu mengundang al-Qasim ibn Muhammad dan Salim ibn
Abdullah serta sejumlah tokoh penduduk Madinah. Ia membacakan surat amirul
mukminin kepada mereka...mereka dibuat gembira dengan tekad khalifah dan
bersegera melaksanakannya.
Tatkala manusia melihat dua �alim Madinah dan dua imamnya yang besar bersegera
menghancurkan masjid dengan tangannya, mereka lantas bangkit bersama
keduanya secara bersama-sama. Dan melaksanakan isi surat amirul mukminin.
Dan adalah pada waktu itu, pasukan kaum muslimin yang mendapat kemenangan
mendobrak pintu-pintu benteng yang menguhubungkan ke kota Kostantinopel dan
menguasainya satu demi satu dengan kepemimpinan amir yang gagah berani yaitu
Maslamah ibn Abdul Malik ibn Marwan...dan itu adalah tamhid (pendahuluan dan
pengantar) untuk penaklukkan kota Kostantinopel itu senidri.
Tatkala raja Romawi mengetahui tekad amirul mukminin untuk meluskan masjid
nabawi yang mulia, ia ingin merayunya dan mendekat kepadanya dengan apa yang
ia senangi...
Ia (raja Romawi) lalu mengirim seratus ribu mitsqol (batu timbangan) dari emas dan
mengutus bersamanya seratus pekerja dari ahli bangunan yang paling mahir di
negeri Romawi.
Dan ia membekali para pekerja dengan empat puluh muatan dari al-fusaifisaa***...
Lalu al-Walid mengirim itu semua kepada Umar ibn Abdul Aziz guna membantunya
dalam membangun masjid...maka, Umar mendistribusikannya setelah
bermusyawarah dengan al-Qasim ibn Muhammad dan sahabatnya.
Al-Qasim ibn Muhammad adalah orang yang paling menyerupai kakeknya yaitu ash-
Shiddiq RA, hingga orang-orang berkata, �Abu Bakar tidak melahirkan seorang anak
yang lebih mirip dengannya dari pemuda ini.�
Ia (al-Qasim) telah menyerupainya dalam kemuliaan kepribadiannya dan ketinggian
sifatnya, keteguhan imannya dan kebesaran wara�nya serta kedermawanan jiwa dan
tangannya.
Telah diriwayatkan darinya banyak perkataan-perkataan dan perbuatan yang
mempersaksikan akan hal ini.
Di antaranya, bahwa ada seorang badui yang mendatanginya ke masjid, ia berkata,
�Siapakah yang lebih alim, kamu atau Salim ibn Abdullah?�
Ia (al-Qasim) lalu pura-pura menyibukkan diri darinya...
Badui tersebut mengulangi pertanyaannya kepadanya.
Ia menjawab, �Subhaanallah.�
Badui itu mengulanginya kali yang ketiga, lalu ia (al-Qasim) berkata kepadanya, �Itu
Salim duduk di sana wahai anak saudaraku.�
Orang yang ada dalam majlisnya berkata,
�Lillahi abuuhu****...�, ia tidak senang mengatakan, �Aku lebih alim darinya�
sehingga ia mentazkiyah (merekomendasi) dirinya...dan ia juga tidak senang
mengatakan, �Dia lebih alim dariku� sehingga ia berdusta
Karena memang ia lebih alim dari Salim.
Suatu kali ia pernah terlihat di Mina. Dan para penduduk negeri dari orang-orang
yang berhaji ke baitullah mengerumuninya dari segala sisi dan menanyainya.
Ia menjawabi mereka dengan apa yang ia tahu, dan pada apa yang ia tidak tahu, ia
mengatakan, �Aku tidak tahu...aku tidak mengerti...aku tidak faham.� Mereka pun
dibuat heran dengannya.
Ia lalu berkata, �Aku tidak tahu seluruh apa yang kalian tanyakan...kalau aku
mengetahuinya, niscaya aku tidak akan menyembunyikannya...dan tidak halal bagiku
untuk menyembunyikannya. Dan (ketahuilah) seseorang hidup dalam keadaan bodoh
�setelah mengetahui hak Allah atasnya- adalah lebih baik baginya daripada ia
mengatakan apa yang ia tidak mengetahuinya.�
Pada suatu kali, ia diberi amanat untuk membagi zakat kepada para mustahiknya, ia
pun berijtihad semampunya, dan memberi setiap orang akan haknya. Hanya saja
salah seorang dari mereka tidak ridla dengan bagiannya yang telah diberikan
kepadanya.
Ia lalu mendatanginya di masjid sedangkan al-Qasim sedang berdiri shalat. Ia lalu
mulai berbicara tentang zakat.
Maka putra al-Qasim berkata kepadanya, �Demi Allah, sesungguhnya kamu
membicarakan seseorang yang tidak mengambil dari zakat kalian satu dirham pun
dan tidak pula satu daanik (seperenam dirham)...dan tidak merasakan satu korma
pun darinya.�
Al-Qasim lalu mempercepat shalatnya dan menoleh ke arah anaknya seraya berkata,
�Wahai anakku, janganlah kamu berkata setelah hari ini apa yang kamu tidak tahu.�
Orang-orang berkata, �Sesuungguhnya anaknya telah benar (dalam
perkataannya)....�
Akan tetapi al-Qasim berkeinginan untuk mendidiknya dan menjaga lisannya dari
mengatakan sesuatu yang tidak ada faidahnya.
Al-Qasim ibn Muhammad telah diberi umur hingga lebih dari tujuh puluh dua tahun.
Akan tetapi matanya menjadi buta di saat ia berusia lanjut.
Pada akhir tahun dari kehidupannya, ia menuju ke Mekkah menginginkan haji...dan di
tengah perjalanan kematian menjemputnya.
Ketika ajalnya sudah dekat, ia menoleh kepada anaknya dan berkata, �Bila aku mati,
kafanilah aku dengan pakaianku yang aku shalat dengannya, yaitu
gamisku...sarungku...dan kainku...itu adalah kafan kakekmu Abu Bakar. Kemudian
ratakan kuburanku dan pulanglah kepada keluargamu. Dan hati-hatilah (janganlah
kamu) berdiri di atas kuburanku dan berkata, �Dahulu ia begini...dan dulu ia
begitu....�, karena aku bukanlah siapa-siapa�.
RUJUKAN
Sebagai tambahan tentang kisah al-Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakar, lihat:
Hilyatul Auliyaa: 2/183
Shifatus shafwah (cet. Al-Halabiyah): 2/88
Tahdziibut Tahdziib: 8/333
Wifyaatul A�yaan oleh Ibn Khalqan: 4/59-60 dan (lihat footnote pada juz ke 8)
Ath-Thabaqatul Kubra oleh Ibn Sa�d: 5/187
CATATAN:
* Fuqoha Madinah yang tujuh mereka adalah: Said ibn al-Musayyab, Urwah ibn az-
Zubair, Abu Bakar ibn Abdurrahman al-Makhzuumi, Khaarijah ibn Zaid, Sulaiman ibn
Yasaar, Ubaidullah ibn Abdillah ibn Utbah dan al-Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakar
** Antara kuburan Nabi SAW dan mimbarnya adalah tempat yang berkah, dimana
Nabi SAW bersabda, �Antara rumahku dan mimbarku ada Raudlah (taman/kebun) dari
taman-taman surga.� Dan rumah beliau telah menjadi kuburannya SAW
*** Al-Fusaifisaa adalah potongan kecil dari marmer yang berwarna indah,
sebagiannya disusun dengan yang lain dalam bentuk yang mengagumkan dan indah.
Dengannya tembok-tembok istana dihiasi
**** Kalimat ini diucapakan dalam konteks pujian dan pengagungan
Diambil dari www.alsofwah.or.id
Selengkapnya...

40 Hadits Akhir Zaman

Postingan ini dicopas dari buku “Empat Puluh Hadits Peristiwa Akhir Zaman” yang dirangkum oleh Abu Ali Al-Banjari An-Nadwi (Ahmad Fahmi Zamzam).
1. JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN
Dari AbuHurairah Ra., bahwasanya Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jika ada seseorang berkata, “orang banyak (sekarang ini) sudah rusak, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka.” (HR. Muslim)
2. MENGAPA DUNIA ISLAM MENJADI SASARAN PEMUSNAHAN
Dari Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy (isteri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), beliau berkata:” (Pada suatu hari) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas sambil bersabda, “La ilaha illallah, celaka (binasa) bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah hampir menimpa mereka. Pada hari ini telah terbuka bagian dinding Ya’juj dan Ma’juj seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung ibu jari
dengan ujung jari yang sebelahnya (jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan. Saya (Zainab binti Jahsy) lalu bertanya, Ya Rasulullah! Apakah kami akqn binasa, sedangkan di kalangan kami masih ada orang-orang yang shaleh?” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Ya, jikalau kejahatan sudah terlalu banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. SELURUH DUNIA DATANG MENGERUMUNI DUNIA ISLAM
Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami sedikit pada hari itu?” Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati
musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”. (HR. Abu Daud)
4. ILMU AGAMA AKAN BERANGSUR-ANGSUR HILANG
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,’ “Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” (HR. Muslim)
5. UMAT ISLAM IKUT JEJAK LANGKAH YAHUDI DAN NASHRANI
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lobang biawakpun kamu akan mengikuti mereka”. Sahabat bertanya. “Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan maksudkan?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Siapa lagi?” (kalau bukan mereka). (HR. Muslim)
6. GOLONGAN ANTI HADITS
Dari Miqdam bin Ma’dikariba Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas kursi kemegahannya, lalu disampaikan orang kepadanya sebuah hadits dari haditsku maka ia berkata: “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah (Al-Qur’an) saja. Apa yang dihalalkan oleh Al-Qur’an kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan”. (Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya): “Padahal apa yang diharamkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan Allah Subhanhu wa Ta’ala”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
7. GOLONGAN YANG SENANTIASA MENANG
Dari Mughirah bin Syu’bah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Senantiasa di kalangan umatku ada golongan yang selalu menang (dalam perjuangan mereka), sehingga sampailah pada suatu waktu yang dikehendaki Allah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. M ereka senantiasa menang. (HR. Bukhari)
8. PENYAKIT UMAT-UMAT DAHULU
Dari Abu Hurairah Ra .. katanya: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Umatku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pemah menimpa umat-umat dahulu. ” Sahabat bertanya, “Apakah penyakit-penyakit umat-umat terdahulu itu?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Penyakit-penyakit itu ialah : (1 )terlalu sombong, (2) terlalu mewah, (3) mengumpulkan harta sebanyak mungkin, (4) tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, (5) saling memarahi, (6) dengki-mendengki, sehingga jadi zalim menzalimi.” (HR. Hakim)
9. ISLAM KEMBALI ASING
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)
10. BAHAYA KEMEWAHAN
Dari Ali bin Abi Thalib Ra.; “Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair Ra .. dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertambal dengan kulit. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di Mekkah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah). Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di waktu sore dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana kamu memasang kelambu Ka’bah?. Maka jawab sahabat, “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ibadat saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki”. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu “. (HR. Tirmizi)
11. UMAT ISLAM MEMUSNAHKAN ORANG-ORANG YAHUDI
Dari Abu Hurairah Ra .. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah akan terjadi qiamat, sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, Apabila kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon kayu, lalu batu dan pohon kayu itu berkata. “Hai orang Islam. inilah orang Yahudi ada di bela.kang saya. Kemarilah! Dan bunuhlah ia!, kecuali pohon gharqad (sejenis pohon yang berduri), karena sesungguhnya pohon ini adalah dari pohon Yahudi (oleh sebab itu ia melindunginya). (HR. Bukhari Muslim)
12. SIFAT AMANAH AKAN HILANG SEDIKIT DEMI SEDIKIT
Dari Huzaifah bin Al-Yaman Ra. katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberitahu kami dua buah Hadits (mengenai dua kejadian yang akan berlaku). Yang pertama sudah saya lihat, sedangkan yang kedua saya menanti-nantikannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwasanya sifat amanah itu turun ke dalam lubuk hati orang-orang tertentu. Kemudian turunlah Al-Qur’an. Maka orang-orang itu lalu mengetahuinya melalui pedoman Al-Qur’an dan mengetahuinya melalui pedoman As-Sunnah. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; menceriterakan kepada kami tentang hilangnya amanah, lalu beliau bersabda, “Seseorang itu tidur sekali tidur, lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, kemudian tertinggallah bekasnya seperti bekas yang ringan saja. Kemudian ia tertidur pula,lalu diambillah amanah itu dari dalam hatinya, maka tinggallah bekasnya seperti lepuh di tangan (menggelembung di tangan dari bekas bekerja berat seperti menggunakan kapak atau cangkul). Jadi seperti bara api yang kau gelindingkan dengan kakimu, kemudian menggelembunglah ia dan engkau melihat ia meninggi, padahal tidak ada apa-apa.” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceriterakan Hadits ini beliau mengambil sebuah batu kerikil lalu menggelindingkannya dengan kakinya ..
“Kemudian pagi-pagi (jadilah) orang banyak berjual beli, maka hampir saja tidak ada seorang pun yang mau menunaikan amanah, sampai dikatakan orang bahwasanya di kalangan Bani Fulan (di tempat tertentu) ada seorang yang sangat baik memegang amanah, sangat terpercaya dan orang banyak mengatakan, “Alangkah tekunnya bekerja, alangkah indahnya pekerjaannya, alangkah cerdik otaknya. Padahal di dalam hatinya sudah tidak ada lagi keimanan sekalipun hanya seberat biji sawi. “
“Maka sesungguhnya telah sampai waktunya, saya pun tidak mempedulikan siapakah di antara kamu semua yang saya hendak bermubaya’ah (berjual beli). Jikalau ia seorang Islam, maka agamanyalah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya agamanyalah yang dapat menahannya dari khianat). Dan jikalau ia seorang Nashrani atau Yahudi, maka pihak yang bertugaslah yang akan mengembalikannya kepadaku (maksudnya jika dia seorang Nashrani atau Yahudi maka orang yang memegang kekuasaan/pemerintahlah yang dapat membantu aku untuk mendapatkan semua hak-milikku darinya.) Ada pun pada hari ini, saya tidak pernah berjual beli dengan kamu semua kecuali dengan Fulan dan Fulan (orang-orang tertentu saja).” (HR. Bukhari Muslim)
13. ORANG BAIK BERKURANG, ORANG JAHAT BERTAMBAH
Dari Aisyah Ra. ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapaknya) hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan cuaca akan menjadi panas), akan bertambah banyak orang yang tercela dan alean berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan para orang tua serta orang yang jahat berani melawan orang-orang baik. (HR. Thabrani)
14. SEBAB-SEBAB KEBINASAAN SESEORANG
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Akan datang suatu zaman saat itu orang yang beriman tidak akan dapat menyelamatkan imannya, kecuali bila dia lari membawanya dari puncak bukit ke puncak bukit yang lain dan dari suatu gua ke gua yang lain. Maka apabila zaman itu telah tiba, segala mata pencarian (pendapatan kehidupan) tidak dapat diperoleh kecuali dengan melaksanakan sesuatu yang menyebabkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apabila ini telah terjadi, maka kebinasaan seseorang adalah dari sebab mengikuti kehendak isteri dan anak-anaknya. Kalau ia tidak mempunyai isteri dan anak, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak kedua orang tuanya. Dan jikalau orang tuanya sudah tidak ada lagi, maka kebinasaannya dari sebab mengikuti kehendak familinya atau dari sebab mengikuti kehendak tetangganya”. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah maksud perkataan engkau itu?” (kebinasaan seseorang karena mengikuti kemauan isterinya, atau anaknya, atau orang tuanya, atau keluarganya, atau tetangganya). Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Mereka akan menghinanya dengan kesempitan kehidupannya. Maka ketika itu lalu dia menceburkan dirinya di jurang-jurang kebinasaan yang akan menghancurkan dirinya. (HR Baihaqi)
15. DUA GOLONGAN PENGHUNI NERAKA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,. ”Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka, keduanya belum pemah aku lihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cambuk bagaikan ekor sapi yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, lenggang-lenggok waktu berjalan, mengayun-ayunkan bahu. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan bonggol (ponok unta yang condong). Kedua golongan ini tidak akan masuk sorga dan tidak akan dapat mencium bau harumnya. Sesungguhnya bau harum sorga itu sudah tercium dari jarak perjalanan yang sangat jauh, (HR. Muslim)
16. ZAMAN ORANG TAK PEDULI DARIMANA MENDAPATKAN HARTA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Akan datang suatu zaman di mana seseorang tidak mempedulikan darimana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal ataupun haram.” (HR. Nasa’i)
17. HARTA RIBA ADA DI MANA-MANA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang pun kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Kalau ia tidak memakannya secara langsung, ia akan terkena debunya.” (HR. Ibnu Majah)
18. ORANG MINUM KHAMAR DAN MENAMAKANNYA BUKAN KHAMAR
Dari Abu Malik Al-Asy’ari Ra. katanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Sesungguhnya akan ada sebagian dari umatku yang meminum khamar dan mereka menamakannya dengan nama yang lain. (Mereka meminum) sambi! diiringi dengan alunan musik dan suara biduanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi (dengan gempa) dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengubah mereka menjadi kera atau babi.” (HR. Ibnu Majah)
19. SEDIKIT LAKI-LAKI DAN BANYAK PEREMPUAN
Dari Anas Ra. ia berkata; “Aku akan menceritdkan kepada kamu sebuah Hadits yang tidak ada orang lain yang akan menceritakannya setelah aku. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Di antara tanda qiamat ialah sedikit ilmu, banyak kejahilan, banyak perzinaan, banyak kaum perempuan dan sedikit kaum lelaki, sehingga nantinya seorang lelaki akan mengurus limapuluh orang perempuan.” (HR. Bukhari Muslim)
20.HAMBA JADI TUAN DAN BERDIRINYA BANGUNAN-BANGUNAN PENCAKAR LANGIT
Dari Umar bin al-Khaththab Ra. ia berkata (dalam sebuah Hadits yang panjang): “Kemudian Jibril bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Maka khabarkan kepadaku tentang hari qiamat?” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab .. , “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari orang yang bertanya.” Maka Jibril berkata, “Kalau begitu coba khabarkan kepadaku tanda-tandanya, ” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “hamba sahaya akan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang berjalan tanpa sandal (alas kaki), bertelanjang lagi miskin, hanya menggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan tinggi-tinggi.” (HR. Muslim)
21. ORANG KUAT BERAGAMA SEPERTI MEMEGANG BARA API
Dari Anas Ra. berkata RasuJullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ”Akan datang pada manusia suatu zaman saat itu orang yang berpegang teguh (sabar) di an tara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR. Tirmidzi)
22. GOLONGAN RUWAIBIDHAH
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara hanyalah golongan “Ruwaibidhah”. Sahabat bertanya, “Apakah Ruwaibidhah itu hai Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Orang kerdil, hina dan tidak mengerti bagaimana mengurus orang banyak.” (HR. Ibnu Majah)
23. PEPERANGAN DEMI PEPERANGAN
Dari Abu Hurairah Ra., katanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Hari qiamat tidak akan terjadi sehingga harta benda melimpah ruah dan timbul banyak fitnah (ujian, kesesatan, kekufuran, kegilaan, penderitaan, mushibah) serta sering terjadi “al-Harj”. Sahabat bertanya, “Apakah al-Harj itu hai Rasulullah?”. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Peperangan, peperangan, peperangan. Bellau mengucapkannya tiga kali”. (HR. Ibnu Majah)
24. WAKTU TERASA PENDEK
Dari Anas bin Malik Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak akan terjadi qiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan api. ” ( sebentar saja, hanya seperti kilatan api sekejap). (HR. Tirmizi)
25. MUNCULNYA TAMBANG-TAMBANG BUMI
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: “Pada satu ketika dibawa ke hadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sepotong emas. Emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dibawa oleh Bani Sulaim dari pertambangan mereka. Maka sahabat berkata: “Hai Rasulullah! Emas ini adalah hasil dari tambang kita”. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Nanti kamu akan dapati banyak tambang-tambang, dan yang akan menguasainya adalah orang-orang jahat. (HR. Baihaqi)
26.TANAH ARAB YANG TANDUS MENJADI LEMBAH SUBUR
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.; “Tidak akan terjadi qiamat sehingga Tanah Arab (yang tandus itu) menjadi lembah yang subur dan dialiri sungai-sungai.” (HR. Muslim)
Keterangan
Sekarang kita telah mulai menyaksikan kebenaran sabda junjungan kita ini. Kita banyak melihat tanah Arab yang dahulunya tandus dan kering krontang tetapi sekarang telah mulai menghijau dan ditumbuhi rumput-rumputan dan pohon-pohon kayu. Contohnya, Padang Arafah yang ada di Mekkah al-Mukarramah yang dahulunya hanya dikenali sebagai padang pasir tandus dan tidak ada pohon-pohonan. Sekarang ini Padang Arafah dipenuhi pohon-pohonan, sehingga kelihatan menghijau dan kita dapat berteduh di bawah naungannya. Keadaan ini walaupun menyejukkan mata memandang namun ia mengurangi gambaran keadaan padang Mahsyar, tempat berhimpunnya seluruh makhluk pada hari qiamat nanti yang merupakan tujuan utama dan pelajaran penting yang diambil dari ibadah wuquf jamaah Haji di Padang Arafah pada setiap 9 Zulhijjah tahun Hijriyah.
27. UJIAN DAHSYAT TERHADAP IMAN
Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat terhadap iman) seumpama malam yang sangat gelap. Seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian di waktu sore dia sudah menjadi kafir, atau (Syak Perawi Hadits) seseorang yang masih beriman di waktu sore, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda dunia “, (HR. Muslim)
28. KELEBIHAN BERIBADAH DI WAKTU HURU-HARA
Dari Ma ‘qil bin Yasar Ra. ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Beribadah di waktu huru-hara (di tengah kemelut dunia yang dahsyat) adalah seperti berhijrah kepadaku.” (HR Muslim)
29. PERANG DI SEKITAR SUNGAI FURAT(IRAQ) KARENA BEREBUT KEKAYAAN
DariAbu Hurairah Ra., bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak terjadi hari qiamat sehingga Sungai Furat (Sungai Euphrates, yaitu sebuah sungai yang ada di Iraq) menjadi surut airnya sehingga kelihatan sebuah gunung dari emas. Banyak orang yang terbunuh karena memperebutkannya. Maka terbunuhlah sembilan puluh sembilan dari seratus orang yang berperang. Dan masing-masing yang terlibat berkata. “Mudah-mudahan akulah orang yang selamat itu. “Di dalam riwayat lain disebutkan: “Sudah dekat suatu masa di mana Sungai Furat akan menjadi surut airnya lalu kelihatan perbendaharaan dari emas, maka siapa saja yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun dari harta itu. ” (HR. Bukhari Muslim)
30. TAK ADA IMAM UNTUK SHALAT BERJAMA’AH
Dari Salamah binti al-Hurr Ra. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Akan datang suatu zaman, pada waktu itu orang banyak berdiri tegak beberapa lama, karena mereka tidak mendapatkan orang yang dapat mengimami mereka shalat.” (HR. Ibnu Majah)
31. ULAMA TIDAK DIPEDULIKAN
Dari Sahl bin Saad as-Sa ‘idi Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ya Allah! JanganEngkau pertemukan aku dan mudah-mudahan kamu (sahabat) tidak bertemu dengan suatu zaman dikala para ulama sudah tidak diikuti lagi, dan orang yang penyantun sudah tidak dihiraukan lagi. Hati mereka seperti hati orang Ajam (pada fasiqnya), lidah mereka seperti lidah orang Arab (pada fasihnya).” (HR. Ahmad)
32. NAMANYA SAJA ISLAM
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.: “Sudah hampir tiba suatu zaman, kala itu tidak ada lagi dari Islam keeuali hanya namanya, dan tidak ada dari Al-Qur’an keeuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama merelca adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka fitnah itu akan kembali .” (HR. al-Baihaqi)
33. AL-QUR’AN AKAN HILANG DAN ILMU AKAN DIANGKAT
Dari Huzaifah bin al-Yaman Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Islam akan lenyap seperti hapusnya (warna pakaian yang telah usang), sehingga (sampai suatu masa nanti) orang tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan puasa, apa yang dimaksudkan dengan shalat, apa yang dimaksudkan dengan nusuk (ibadah), dan apa yang dimaksudkan dengan sedekah. Al-Qur’an akan hilang semuanya pada suatu malam saja, maka tidak ada yang tertinggal dipermukaan bumi ini darinya walau pun hanya satu ayat. Dan yang ada hanya beberapa kelompok manusia, di antaranya para orang tua, laki-laki dan perempuan. Mereka hanya dapat berkata, “Kami sempat menemui nenek moyang kami mengucapkan kalimat “La ilaha illallah”, lalu kami pun mengucapkannyajuga. Maka berkata Shilah (perawi Hadits dari Huzaifah)~ Apa yang dapat dibuat oleh La ilaha illallah (apa gunanya La ilaha illallah) terhadap mereka, sedangkan mereka sudah tidak memahami apa yang dimaksudkan dengan shalat, puasa, nusuk, dan sedekah?” Maka Huzaifah memalingkan• muka darinya (Shilah yang bertanya). Kemudian Shilah mengulangi pertanyaan itu tiga kali. Maka Huzaifah memalingkan mukanya pada setiap kali pertanyaan Shilah itu. Kemudian Shilah bertanya lagi sehingga akhimya Huzaifah menjawab, “Kalimat itu dapat menyelamatkan mereka dari api neraka” (Huzaifah mengatakan jawaban itu tiga kali). (HR. Thnu Majah)
34. LIMABELAS MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA’
Dari Ali bin Abi Thalib Ra. dikatakannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila umatku telah melakukan limabelas perkara, maka bala’ pasti akan turun kepada mereka, yaitu:
1. Apabila harta negara hanya beredar pada orang orang tertentu
2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan
3. Zakat dijadikan hutang
4. Suami memperturutkan kemauan isteri
5. Anak durhaka terhadap ibunya
6. Sedangkan ia berbuat baik dengan temannya
7. Dia menjauhkan diri dari ayahnya
8. Suara-suara ditinggikan di dalam masjid
9. Yang menjadi ketua satu kaum adalah orang yang terhina di antara mereka
10. Seseorang dimuliakan karena ditakuti kejahatannya
11. Khamar (arak) sudah diminum di segenap tempat
12. Kain sutera banyak dipakai ( oleh kaum lelaki )
13. Para biduanita disanjung-sanjung
14. Musik banyak dimainkan
15. Generasi akhir umat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat)
Maka ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi ataupun mereka akan diubah menjadi makhluk lain.” (HR.Tirmizi)
35. LIMA MAKSIAT YANG DISEGERAKAN BALASANNYA
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi kami (pada suatu hari) kemudian beliau bersabda,’ “Wahai kaum Muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (kalau kamu telah mengerjakannya), maka tidak ada kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung denganAllah SUBHANAHU wa Ta’ala., semoga kamu tidak menemui zaman itu. Perkara-perkara itu ialah:
1. Tidak tampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani berterus terang melakukannya, melainkan akan berjangkit di kalangan mereka wabah penyakit menular (Tha ‘un) dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pemah menimpa umat-umat yang telah lalu.
2. Dan tiada mereka mengurangkan sukatan/ukuran dan timbangan, kecuali mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan mencari rezeki dan kezaliman dari kalangan pemimpin mereka .
3. Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tidak ada binatang (yang juga hidup di atas permukaan bumi ini) tentunya mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menurunkan ke atas mereka musuh yang akan merampas sebagian dari apa yang ada di tangan mereka.
5. Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan tidak mau menjadikannya sebagai pilihan, maka (di waktu itu) Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri. ” (HR. Ibnu Majah)
36. KAPANKAH AKAN TERJADI KEHANCURAN?
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: “Padasuatu hari ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang berada dalam suatu majelis dan berbicara dengan orang yang hadir, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab Badwi) lalu dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Kapankah akan terjadi hari qiamat?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus saja berbicara. Sebagian yang hadir berkata, “Beliau (Nabi) mendengar apa yang ditanyakan, tetapi pertanyaan itu tidak disenanginya.” Sementara yang lain berkata, “Bahkan beliau tidak mendengar pertanyaan itu.” Sehingga apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selesai berbicara, beliau bersabda, “Di mana orang yang bertanya tentang hari qiamat tadi?” Lalu Arab Badwi itu menyahut, “Ya! Saya hai Rasulullah.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari qiamat.” Arab Badwi itu bertanya pula, “Apa yang dimaksudkan dengan menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari qiamat.” (HR. Bukhari)
37. BERBANGGA-BANGGA MASJID
Dari Anas bin Malik Ra. bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak terjadi hari qiamat sehingga umatku bermegah-megahan dengan bangunan masjid.” (HR. Abu Daud)
38. MENJUAL AGAMA KARENA DUNIA
Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda. “Akan keluar di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjua1 agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat dari kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang banyak, dan perkataan mereka lebih manis dari gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang buruk). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada mereka, “Apakah kamu tertipu dengan kelembutan-Ku ? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepada-Ku? Demi kebesaran-Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu).” (HR. Tirmizi)
39. GOLONGAN YANG SELAMAT
Dari ‘Auf bin Malik Ra. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Umat Yahudi telah berpecah-belah menjadi tujuh puluh satu golongan, maka hanya satu golongan saja yang masuk sorga dan yang tujuh puluh akan masuk neraka. Umat Nashrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, maka tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk sorga. Demi Tuhan yang diriku di daLam kekuasaan-Nya, umatku akan berpecahbelah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan saja yang masuk sorga dan tujuh puluh dua akan masuk neraka. Sahabat bertanya, “Golongan mana yang selamat?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Mereka adalah jamaah. (Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah) (HR. Ibnu Majah)
40. SEPULUH TANDA-TANDA QIAMAT YANG BESAR
Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Ra. ia berkata: “Datang kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami waktu itu sedang bertukar pikiran. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu bicarakan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbicara tentang hari qiamat.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya. “Kemudian beliau menyebutkannya: ” Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.” (HR. Muslim)
Keterangan
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Hadits ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar yang akan terjadi ketika hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:
1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesma di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan orang kafir.
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan menguji keimanan, sehingga banyak orang yang akan tertipu dengan seruannya.
3. Binatang besar yang keluar dekat gunung Shafa di Makkah yang akan berbicara, manusia sudah tidak mau lagi beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka waktu itu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa.
5. Turunnya Nabi Isa Alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang sedang berkuasa pada waktu itu dan heliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Nashrani dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
6. Keluamya bangsa YaJuj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan di permukaan bumi ini, yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
7. Gempa bumi di Timur .
8. Gempa bumi di Barat.
9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.
10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yarnan.
Selengkapnya...

ADZAB MENGERIKAN BAGI ORANG YANG MELECEHKAN AJARAN NABI SAW

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Berikut adalah penjelasan tentang pentingnya mengagungkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beberapa kisah yang menunjukkan siksaan mengerikan bagi orang yang menghina dan melecehkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat.
Marilah Mengagungkan Ajaran Nabi
Kita dapat melihat dalam beberapa ayat telah dijelaskan mengenai pentingnya menaati dan mengagungkan ajaran (petunjuk) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam serta bahaya meninggalkannya. Di antaranya, Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barang siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” (QS. An Nisa’ 4: 80)
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nur 24: 63)
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An Nur 24: 54)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (1) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (2)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu , sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujuraat 49: 2). Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Ini adalah adab yang Allah perintahkan kepada hamba-Nya yang beriman ketika berinteraksi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu hendaklah mereka menghormati dan mengagungkannya.”
Hal ini juga dapat dilihat dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu seolah-olah inilah nasehat terakhir Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,
« فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ »
“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini hasan shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targhib wa At Tarhib no. 37)
Salah seorang khulafa’ur rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash Shiddiqradhiyallahu ‘anhu mengatakan,
لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ
“Aku tidaklah biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (Lihat Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini shohih)
Ibnu Baththoh dalam Al Ibanah, 1/246, mengomentari perkataan Abu Bakar di atas, beliau rahimahullah mengatakan, “Inilah, wahai saudaraku! Orang yang paling shiddiq (paling jujur) seperti ini saja masih merasa takut dirinya akan menyimpang jika dia menyelisihi sedikit saja dari perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana lagi dengan orang yang mengejek Nabi dan perintahnya (ajarannya), membanggakan diri dengan menyelisihinya, mencemooh petunjuknya (ajarannya). -Kita memohon kepada Allah agar terjaga dari kesalahan dan agar terselamatkan dari amal yang jelek-
Imam Syafi’iy rahimahullah mengatakan, “Kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena perkataan yang lainnya.”
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, “Barang siapa menolak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia telah berada dalam jurang kebinasaan.”
Imam Malik bin Anas rahimahullah mengatakan, “Sunnah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) adalah perahu/kapal Nabi Nuh. Siapa saja yang menaikinya (melaksanakan petunjuk Nabi) pasti akan selamat, sedangkan yang menyelisihinya pasti akan tenggelam.” (Dinukil dari Ta’zhimus Sunnah, hal. 13-17, Abdul Qoyyum As Sahyabaniy)
Dari ayat, hadits, dan perkataan para ulama di atas, nampak jelas bahwa seorang muslim hendaknya selalu mengagungkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menaatinya dan mengikutinya. Itulah sikap seorang muslim yang benar, bukan malah mengejek dan mengolok-olok orang yang berpegang teguh dengan agama ini. Seharusnya seorang muslim mencela orang yang tidak shalat, mencela wanita-wanita yang tidak memakai jilbab atau yang memakai jilbab tetapi cuma sekedar aksesoris dan bukan menutupi aurat yang wajib ditutupi. Kenapa kaum muslimin malah sebaliknya? Kenapa malah mencela orang yang seharusnya tidak dicela? Ini adalah suatu pencelaan yang tidak adil.
Kisah-Kisah Orang yang Meremehkan Ajaran Nabi
Berikut kami akan membawakan kisah-kisah orang yang meremehkan atau tidak mau mengindahkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akibat yang mereka peroleh di dunia. Sebagian kisah ini diperoleh dari Sunan Ad Darimi pada Bab‘Disegerakannya hukuman di dunia bagi orang yang meremehkan perkataan Nabi dan tidak mengagungkannya’.
Kisah Pertama: Kerabat dekat tidak mau diajak bicara lagi karena meremehkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamtentang khodzaf
Khodzaf adalah melempar batu atau kerikil antara dua jari telunjuk atau antara ibu jari dan jari telunjuk atau antara bagian luar jari tengah dan bagian dalam ibu jari. Inilah sebagian pengertian khodzaf sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari 15/412. Istilah gampangnya adalah bermain ketapel.
Dari Sa’id bin Jubair dari Abdullah bin Mughoffal, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangkhodzaf Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
« إِنَّهَا لاَ تَصْطَادُ صَيْداً وَلاَ تَنْكِى عَدُوًّا، وَلَكِنَّهَا تَكْسِرُ السِّنَّ وَتَفْقَأُ الْعَيْنَ »
“Binatang buruan itu tidak bisa ditangkap dengan khodzaf dan tidak bisa digunakan untuk memerangi musuh. Khodzaf itu hanya mematahkan gigi dan mencungkil mata.”
Kemudian seseorang -yang masih ada hubungan keluarga dengan Sa’id- mengambil sesuatu di tanah. Lalu dia berkata, “Lihatlah ini. Tahukah yang akan diperbuat?” Kemudian Sa’id mengatakan, “Bukankah aku telah memberitahukan kepadamu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu engkau menganggap remeh? Sungguh, aku tidak akan berbicara kepadamu selamanya.”
Husain Salim Asad mengatakan bahwa hadits ini juga terdapat dalam shohih Bukhari-Muslim dan sanadnya shohih.
Kisah Kedua: Tidak mau diajak bicara lagi karena meremehkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Qotadah, beliau berkata bahwa Ibnu Sirin mengatakan kepada seseorang sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia mengatakan, “Akan tetapi si A mengatakan demikian dan demikian.” Lalu Ibnu Sirin mengatakan, “Saya mengatakan kepadamu hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kamu malah berkata si A mengatakan demikian dan demikian? Aku tidak akan berbicara kepadamu selamanya.”
Husain Salim Asad mengatakan bahwa jalur dari Sa’id bin Basyir, itu sanadnya berderajat hasan.
Kisah Ketiga: Tertimpa kecelakaan karena tidak mau menghiraukan hadits Nabi yang melarang keluar masjid setelah adzan
Abdurrahman bin Harmalah mengatakan, “Seorang laki-laki datang menemui Sa’id bin Al Musayyib untuk menitipkan sesuatu karena mau berangkat haji dan umroh. Lalu Sa’id mengatakan kepadanya, “Janganlah pergi, hendaklah kamu shalat terlebih dahulu karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لاَ يَخْرُجُ بَعْدَ النِّدَاءِ مِنَ الْمَسْجِدِ إِلاَّ مُنَافِقٌ إِلاَّ رَجُلٌ أَخْرَجَتْهُ حَاجَتُهُ وَهُوَ يُرِيدُ الرَّجْعَةَ إِلَى الْمَسْجِدِ »
“Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau orang yang ada keperluan dan ingin kembali lagi ke masjid.”
Lalu orang ini mengatakan, “(Tetapi) teman-temanku sedang menunggu di Al Harroh.” Lalu dia keluar (dari masjid). Belum lagi Sa’id menyayangkan kepergiannya, tiba-tiba dikabarkan orang ini telah jatuh dari kendaraannya sehingga pahanya patah.”
Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
Tambahan kisah berikut, kami peroleh dari sumber rujukan lainnya.
Kisah Keempat: Diperintahkan makan dengan tangan kanan namun enggan
Terdapat sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Muslim.
عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ حَدَّثَنِى إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ
Dari Ikrimah bin ‘Ammar, (beliau berkata) Iyas bin Salamah bin Al Akwa’ telah berkata bahwa ayahnya mengatakan kepadanya (yaitu) ada seorang laki-laki makan dengan tangan kirinya di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Lalu dia mengatakan, “Aku tidak mampu.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau memang tidak akan mampu”. Tidak ada yang menghalanginya untuk menaati Nabi kecuali rasa sombong. Akhirnya, dia tidak bisa lagi mengangkat tangan kanannya ke mulut. (HR. Muslim no. 5387)
An Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim mengatakan, “Perkataan ‘Tidaklah ada yang menghalanginya kecuali rasa sombong’, ini bukan berarti dia adalah munafik. Karena semata-mata ada rasa sombong dan menyelisihi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidaklah mengharuskan adanya nifak dan kekufuran dalam diri seseorang. Akan tetapi perbuatan ini adalah maksiat, mengingat perintah itu adalah perintah yang harus diperhatikan.”
Kisah Kelima: Menganggap remeh sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun tidur di malam hari
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il At Taimiy -dalam penjelasan beliau terhadap shohih Muslim- berkata, “Aku telah membaca di sebagian kisah (hikayat) mengenai sebagian ahli bid’ah ketika mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
“Jika salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka janganlah dia mencelupkan tangannya di dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali terlebih dahulu, karena dia tidak tahu di manakah tangannya bermalam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam rangka mengejek, ahli bid’ah ini berkata, “Ya, saya tahu ke mana tangan saya bermalam di ranjang!!” Lalu tiba-tiba pada saat pagi, dia dapati tangannya berada dalam dubur sampai pergelangan tangan.
At Taimiy berkata, “Oleh karena itu hendaklah seseorang berhati-hati untuk meremehkan sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kondisi-kondisi yang menuntut diam. Lihatlah apa yang terjadi pada orang ini karena akibat dari perbuatannya.” (Bustanul ‘Arifin li An Nawawi. Dinukil dari Ta’zimus Sunnah, hal. 19-20, Darul Qosim)
Semoga pembahasan ini semakin membuat kita mengagungkan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berhati-hati dengan lisan agar tidak sampai melecehkan satu pun ajarannya seperti cadar, celana di atas mata kaki, dan jenggot. Mengenai pembahasan cadar dan jenggot sebagiannya sudah kami bahas di web ini.
Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
Wisma MTI, Pogung Kidul, 25 Shofar 1431 H
Selengkapnya...

60 Pintu Pahala Dan Pelebur Dosa

1. TAUBAT
"Barangsiapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya
Allah akan mengampuninya" HR. Muslim, No. 2703.
"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima tobat seorang hamba
selama ruh belum sampai ke tenggorokan".
2. KELUAR UNTUK MENUNTUT ILMU
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya
Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju surga" HR.
Muslim, No. 2699.
3. SENANTIASA MENGINGAT ALLAH
"Inginkah kalian aku tunjukkan kepada amalan-amalan yang terbaik,
tersuci disisi Allah, tertinggi dalam tingkatan derajat, lebih utama
daripada mendermakan emas dan perak, dan lebih baik daripada
menghadapi musuh lalu kalian tebas batang lehernya, dan merekapun
menebas batang leher kalian. Mereka berkata: �Tentu�, lalu beliau
bersabda: ((Zikir kepada Allah Ta`ala.))" HR. At Turmidzi, No. 3347.
4. BERBUAT YANG MA`RUF DAN MENUNJUKKAN JALAN KEBAIKAN
"Setiap yang ma`ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan
jalan kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya" HR.
Bukhari, Juz. X/ No. 374 dan Muslim, No. 1005.
5. BERDA`WAH KEPADA ALLAH
"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan),
maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun" HR. Muslim, No. 2674.
6. MENGAJAK YANG MA`RUF DAN MENCEGAH YANG MUNGKAR.
"Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka
hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia
tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman" HR. Muslim,
No. 804.
7. MEMBACA AL QUR`AN
"Bacalah Al Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat untuk memberikan syafa`at kepada pembacanya" HR. Muslim,
No. 49.
8. MEMPELAJARI AL QUR`AN DAN MENGAJARKANNYA
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur`an dan
mengajarkannya" HR. Bukhari, Juz. IX/No. 66.
9. MENYEBARKAN SALAM
"Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah kalian
beriman (sempurna) sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukan
suatu amalan yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan kasih
sayang di antara kalian? (yaitu) sebarkanlah salam" HR. Muslim, No.54.
10. MENCINTAI KARENA ALLAH
"Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman pada hari kiamat: ((Di manakah
orang-orang yang mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku akan
menaunginya dalam naungan-Ku, pada hari yang tiada naungan selain
naungan-Ku))" HR. Muslim, No. 2566.
11. MEMBESUK ORANG SAKIT
"Tiada seorang muslim pun membesuk orang muslim yang sedang
sakit pada pagi hari kecuali ada 70.000 malaikat bershalawat kepadanya
hingga sore hari, dan apabila ia menjenguk pada sore harinya mereka
akan shalawat kepadanya hingga pagi hari, dan akan diberikan
kepadanya sebuah taman di surga" HR. Tirmidzi, No. 969.
12. MEMBANTU MELUNASI HUTANG
"Barangsiapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka
Allah akan meringankan bebannya di dunia dan di akhirat" HR. Muslim,
No.2699.
13. MENUTUP AIB ORANG LAIN
"Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia
kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat" HR. Muslim, No.
2590.
14. MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata:
"Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung
hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka
Allah akan memutuskan hubungan dengannya"
HR. Bukhari, Juz. X/No. 423 dan HR. Muslim, No. 2555.
15. BERAKHLAK YANG BAIK
"Rasulullah SAW ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan
manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab: "Bertakwa kepada
Allah dan berbudi pekerti yang baik" HR. Tirmidzi, No. 2003.
16. JUJUR
"Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukan
kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukan jalan menuju surga"
HR. Bukhari Juz. X/No. 423 dan HR. Muslim., No. 2607.
17. MENAHAN MARAH
"Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu menampakkannya
maka kelak pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan
para makhluk dan menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai"
HR. Tirmidzi, No. 2022.
18. MEMBACA DO`A PENUTUP MAJLIS
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis dan banyak terjadi di
dalamnya kegaduhan lalu sebelum berdiri dari duduknya ia membaca
do`a: (Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi
bahwa Tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Engkau,
aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu) melainkan ia akan
diampuni dari dosa-dosanya selama ia berada di majlis tersebut" HR.
Tirmidzi, Juz III/No. 153.
19. SABAR
"Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa
malapetaka, kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan
sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan melebur
dengannya kesalahan-kesalahannya" HR. Bukhari, Juz. X/No. 91.
20. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
"Sangat celaka, sangat celaka, sangat celaka...! Kemudian ditanyakan:
Siapa ya Rasulullah?, beliau bersabda: ((Barangsiapa yang mendapati
kedua orang tuanya atau salah satunya di masa lanjut usia kemudian ia
tidak bisa masuk surga))" HR. Muslim, No. 2551.
21. BERUSAHA MEMBANTU PARA JANDA DAN MISKIN
"Orang yang berusaha membantu para janda dan fakir miskin sama
halnya dengan orang yang berjihad di jalan Allah" dan saya (perawipent)
mengira beliau berkata: ((Dan seperti orang melakukan
qiyamullail yang tidak pernah jenuh, dan seperti orang berpuasa yang
tidak pernah berbuka" HR. Bukhari, Juz. X/No. 366.
22. MENANGGUNG BEBAN HIDUP ANAK YATIM
"Saya dan penanggung beban hidup anak yatim itu di surga seperti
begini, �seraya beliau menunjukan kedua jarinya: jari telunjuk dan jari
tengah.�� HR. Bukhari, Juz. X/No. 365.
23. WUDHU`
"Barangsiapa yang berwudhu`, kemudian ia memperbagus wudhu`nya
maka keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya, hingga keluar dari ujung
kukunya"
HR. Muslim, No. 245.
24. BERSYAHADAT SETELAH BERWUDHU`
((Barangsiapa berwudhu` lalu memperbagus wudhu`nya kemudian ia
mengucapkan:
??????? ??? ???? ???? ????? ???? ???????? ??? ???????? ????? ????????? ???? ?????????? ???????? ????????????
??????????? ??????????? ???? ??????????????? ????????????? ???? ??????????????????
(Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah tiada sekutu
bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad hamba dan utusan-
Nya,Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang yang bertobat dan
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci," maka dibukakan
baginya pintu-pintu surga dan ia dapat memasukinya dari pintu mana
saja yang ia kehendaki"
HR. Muslim, No. 234.
25. MENGUCAPKAN DO`A SETELAH AZAN
"Barangsiapa mengucapkan do`a ketika ia mendengar seruan azan:
??????????? ????? ?????? ??????????? ??????????? ??????????? ???????????, ??? ?????????? ????????????? ??????????????? ??????????? ???????? ???????????? ????????
??????????
((Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang
ditegakkan, berilah Muhammad wasilah (derajat paling tinggi di surga)
dan kelebihan, dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan terpuji yang
telah Engkau janjikan kepadanya)) maka ia berhak mendapatkan
syafa`atku pada hari kiamat"
HR. Bukhari, Juz. II/No. 77.
26. MEMBANGUN MASJID
"Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan keridhaan
Allah maka dibangunkan baginya yang serupa di surga" HR. Bukhari,
No. 450.
27. BERSIWAK
"Seandainya saya tidak mempersulit umatku niscaya saya perintahkan
mereka untuk bersiwak pada setiap shalat" HR. Bukhari II/No. 331 dan
HR. Muslim, No. 252.
28. BERANGKAT KE MASJID
"Barangsiapa berangkat ke masjid pada waktu pagi atau sore, niscaya
Allah mempersiapkan baginya tempat persinggahan di surga setiap kali
ia berangkat pada waktu pagi atau sore" HR. Bukhari, Juz. II/No. 124
dan HR. Muslim, No. 669.
29. SHALAT LIMA WAKTU
"Tiada seorang muslim kedatangan waktu shalat fardhu kemudian ia
memperbagus wudhu`nya, kekhusyu`annya dan ruku`nya kecuali hal itu
menjadi pelebur dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya selama ia tidak
dilanggar suatu dosa besar. Dan yang demikian itu berlaku sepanjang
masa" HR. Muslim, No. 228.
30. SHALAT SUBUH DAN ASHAR
"Barangsiapa shalat pada dua waktu pagi dan sore (subuh dan ashar)
maka ia masuk surga" HR. Bukhari, Juz. II/No. 43.
31. SHALAT JUM`AT
"Barangsiapa berwudhu` lalu memperindahnya, kemudian ia
menghadiri shalat Jum`at, mendengar dan menyimak (khutbah) maka
diampuni dosanya yang terjadi antara Jum`at pada hari itu dengan
Jum`at yang lain dan ditambah lagi tiga hari" HR. Muslim, 857.
32. SAAT DIKABULKANNYA PERMOHONAN PADA HARI JUM`AT
"Pada hari ini terdapat suatu saat bilamana seorang hamba muslim
bertepatan dengannya sedangkan ia berdiri shalat seraya bermohon
kepada Allah sesuatu, tiada lain ia akan dikabulkan permohonannya"
HR. Bukhari, Juz. II/No. 344 dan HR. Muslim, No. 852.
33. MENGIRINGI SHALAT FARDHU DENGAN SHALAT SUNNAT
RAWATIB
"Tiada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat
sebagai shalat sunnat selain shalat fardhu, kecuali Allah
membangunkan baginya rumah di surga" HR. Muslim, No. 728.
34. SHALAT 2 (DUA) RAKAAT SETELAH MELAKUKAN DOSA
"Tiada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia berwudhu` dengan
sempurna kemudian berdiri melakukan shalat 2 rakaat, lalu memohon
ampunan Allah, melainkan Allah mengampuninya" HR. Abu Daud,
No.1521.
35. SHALAT MALAM
"Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam"
HR. Muslim, No. 1163.
36. SHALAT DHUHA
"Setiap persendian dari salah seorang di antara kalian pada setiap
paginya memiliki kewajiban sedekah, sedangkan setiap tasbih itu
sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap
takbir itu sedekah, memerintahkan kepada yang makruf itu sedekah
dan mencegah dari yang mungkar itu sedekah, tetapi semuanya itu
dapat terpenuhi dengan melakukan shalat 2 rakaat dhuha" HR. Muslim,
No. 720.
37. SHALAWAT KEPADA NABI SAW
"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah membalas
shalawatnya itu sebanyak 10 kali" HR. Muslim, No. 384.
38. PUASA
"Tiada seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah
menjauhkannya karena puasa itu dari neraka selama 70 tahun" HR.
Bukhari, Juz. VI/No. 35.
39. PUASA 3 (TIGA) HARI PADA SETIAP BULAN
"Puasa 3 (tiga) hari pada setiap bulan merupakan puasa sepanjang
masa"
HR. Bukhari, Juz. IV/No. 192 dan HR. Muslim, No. 1159.
40. PUASA 60 (ENAM) HARI PADA BULAN SYAWAL
"Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan, lalu ia mengiringinya
dengan puasa 6 hari pada bulan Syawal maka hal itu seperti puasa
sepanjang masa"
HR. Muslim, 1164.
41. PUASA `ARAFAT
"Puasa pada hari `Arafat (9 Dzulhijjah) dapat melebur (dosa-dosa)
tahun yang lalu dan yang akan datang" HR. Muslim, No. 1162.
42. PUASA `ASYURA
"Dan dengan puasa hari `Asyura (10 Muharram) saya berharap kepada
Allah dapat melebur dosa-dosa setahun sebelumnya" HR. Muslim,No.
1162.
43. MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI ORANG YANG BERPUASA
"Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka bagi orang yang
berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa itu,
dengan tidak mengurangi pahalanya sedikitpun" HR. Tirmidzi, No. 807.
44. SHALAT DI MALAM LAILATUL QADR
"Barangsiapa mendirikan shalat di (malam) Lailatul Qadr karena iman
dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu." HR. Bukhari Juz. IV/No. 221 dan HR. Muslim, No. 1165.
45. SEDEKAH
"Sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan
api"
HR. Tirmidzi, No. 2616.
46. HAJI DAN UMRAH
"Dari umrah ke umrah berikutnya merupakan kaffarah (penebus dosa)
yang terjadi di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada
balasan baginya kecuali surga" HR. Muslim, No. 1349.
47. BERAMAL SHALIH PADA 10 HARI BULAN DZULHIJJAH
"Tiada hari-hari, beramal shalih pada saat itu lebih dicintai Allah
daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari pada bulan Dzulhijjah. Para sahabat
bertanya: "Dan tidak (pula) jihad di jalan Allah? Beliau bersabda: "Tidak
(pula) jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan
hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan membawa sesuatu
apapun"
HR. Bukhari, Juz. II/No. 381.
48. JIHAD DI JALAN ALLAH
"Bersiap siaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia
dan seisinya, dan tempat pecut salah seorang kalian di surga adalah
lebih baik daripada dunia dan seisinya" HR. Bukhari, Juz. VI/No. 11.
49. INFAQ DI JALAN ALLAH
"Barangsiapa membantu persiapan orang yang berperang maka ia
(termasuk) ikut berperang, dan barangsiapa membantu mengurusi
keluarga orang yang berperang, maka iapun (juga) termasuk ikut
berperang" HR. Bukhari, Juz.VI/No. 37 dan HR. Muslim, No. 1895.
50. MENSHALATI MAYIT DAN MENGIRINGI JENAZAH
"Barangsiapa ikut menyaksikan jenazah sampai dishalatkan maka ia
memperoleh pahala satu qirat, dan barangsiapa yang menyaksikannya
sampai dikubur maka baginya pahala dua qirat. Lalu dikatakan:
"Apakah dua qirat itu?", beliau menjawab: ((Seperti dua gunung
besar))" HR. Bukhari, Juz. III/No. 158.
51. MENJAGA LIDAH DAN KEMALUAN
"Siapa yang menjamin bagiku "sesuatu" antara dua dagunya dan dua
selangkangannya, maka aku jamin baginya surga"
HR. Bukhari, Juz. II/No. 264 dan HR. Muslim, No. 265.
52. KEUTAMAAN MENGUCAPKAN LAA ILAHA ILLALLAH DAN
SUBHANALLAH WA BI HAMDIH
"Barangsiapa mengucapkan:
??? ???? ????? ???? ???????? ??? ???????? ????? ???? ????????? ?????? ????????? ?????? ????? ????? ?????? ????????)) )) sehari seratus
kali, maka baginya seperti memerdekakan 10 budak, dan dicatat
baginya 100 kebaikan,dan dihapus darinya 100 kesalahan, serta doanya
ini menjadi perisai baginya dari syaithan pada hari itu sampai sore. Dan
tak seorangpun yang mampu menyamai hal itu, kecuali seseorang yang
melakukannya lebih banyak darinya". Dan beliau bersabda:
"Barangsiapa mengucapkan: (( ????????? ???? ???????????? )) satu hari 100 kali, maka
dihapuskan dosa-dosanya sekalipun seperti buih di lautan"
HR. Bukhari, Juz. II/No. 168 dan HR. Muslim, No. 2691.
53. MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN
"Saya telah melihat seseorang bergelimang di dalam kenikmatan surga
dikarenakan ia memotong pohon dari tengah-tengah jalan yang
mengganggu orang-orang" HR. Muslim.
54. MENDIDIK DAN MENGAYOMI ANAK PEREMPUAN
"Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, di mana ia melindungi,
menyayangi, dan menanggung beban kehidupannya maka ia pasti
akan mendapatkan surga" HR. Ahmad dengan sanad yang baik.
55. BERBUAT BAIK KEPADA HEWAN
"Ada seseorang melihat seekor anjing yang menjilat-jilat debu karena
kehausan maka orang itu mengambil sepatunya dan memenuhinya
dengan air kemudian meminumkannya pada anjing tersebut, maka
Allah berterimakasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga"
HR. Bukhari.
56. MENINGGALKAN PERDEBATAN
"Aku adalah pemimpin rumah di tengah surga bagi siapa saja yang
meninggalkan perdebatan padahal ia dapat memenangkannya"HR.
Abu Daud.
57. MENGUNJUNGI SAUDARA-SAUDARA SEIMAN
((Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang para penghuni surga?
Mereka berkata: "Tentu wahai Rasulullah", maka beliau bersabda: "Nabi
itu di surga, orang yang jujur di surga, dan orang yang mengunjungi
saudaranya yang sangat jauh dan dia tidak mengunjunginya kecuali
karena Allah maka ia di surga")) Hadits hasan, riwayat At-Thabrani.
58. KETAATAN SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMINYA
"Apabila seorang perempuan menjaga shalatnya yang lima waktu,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan menjaga kemaluannya serta menaati
suaminya maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia
kehendaki" HR. Ibnu Hibban, hadits shahih.
59. TIDAK MEMINTA-MINTA KEPADA ORANG LAIN
"Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak memintaminta
apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk surga"
Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.
Judul Asli: ????? ?? ????? ????? ??????? ??????? - ??? ????? 60
Diterjemahkan oleh: Abdurrauf Amak, Lc.
Demikian dikutip dari website www.aldakwah.com, yaitu cuma berjumlah 59
poin. Pada halaman aslinya, poin nomor 56 hilang. Wallahu a�lam.
Selengkapnya...

Sabtu, 11 Juni 2011

PELAJARAN BERHARGA DARI UHUD

Ada pelajaran yang berharga dari Perang Uhud, dimana umat Muslim di pukul mundur oleh musuh karena tidak komitmennya untuk mentaati perintah Rasulullah. Berikut kisahnya…..
Muhammad terus bekerja keras untuk menata masyarakat. Kehidupan umat Islam di Madinah semakin baik. Setelah menang di Perang Badar, mereka makin disegani kabilah-kabilah Arab. Perdagangan maupun pertanian berjalan lancar. Rongrongan Yahudi, untuk sementara, telah diatasi. Hal itu memudahkan Rasul untuk menyeru masyarakat untuk berperilaku lebih baik. Seruan yang bergema sampai sekarang, bahkan masa mendatang.
Suasana damai tersebut bukan tanpa ancaman. Di Mekah, kaum Qurais menggalang kekuatan besar. Bagi mereka, kuatnya muslim adalah duri yang harus disingkirkan. Apalagi, Madinah berada di tengah jalur perdagangan Mekah-Syam. Maka, Abu Sofyan menggalang kekuatan 3000 orang, termasuk 100 orang asal Thaqif. Sekitar 700 orang diantarany mengenakan baju besi, dan 200 orang pasukan berkuda. Sebanyak 3000 unta mendukung serangan itu.
Muhammad dan masyarakat Muslim tak tahu rencana itu. Sampai kemudian Muhammad menerima surat dari pamannya yang masih kafir, Abbas bin Abdul Muthalib, yang membocorkan rencana tersebut. Orang dari Ghifar yang menjadi kurir Abbas menemui Muhammad di Masjid Quba. Ubay bin Ka’b diminta Muhammad membaca
surat itu. Mereka kemudian kembali Madinah, membahas ancaman Qurais. Anas dan Mu’nis anak Fudzala yang diminta menyelidiki keadaan, melaporkan bahwa musuh telah berada di sekitar Uhud, pinggiran kota Madinah.
Perdebatan berlangsung. Muhammad cenderung untuk bertahan di Madinah. Demikian pula para orang-orang tua asli Madinah, apalagi orang-orang Yahudi. Namun para anak muda –terutama yang belum ikut Perang Badar-mendesak agar mereka menyongsong musuh. Suara terbanyak menghendaki itu. Rasul pun mengalah pada keinginan demokratis tersebut.
Hari itu hari Jumat. Muhammad mengimami salat Jumat, kemudian kembali ke kamarnya. Abu Bakar dan Umar menyusul masuk, membantu Muhammad mengenakan sorban dan baju besinya. Rasulullah saat itu berusia sekitar 58 tahun. Ia memimpin sendiri pasukannya yang berkekuatan 700-an orang. Mereka segera menuju bukit Uhud. Sebanyak 50 orang ditugasi Muhammad untuk menjadi pemanah. Mereka harus menempati posisi di lereng bukit, tanpa boleh pergi, kecuali diperintahkan Muhammad.
Kaum Yahudi juga telah menyiapkan pasukan. Muhammad melarang pasukannya, “minta pertolongan orang musrik untuk melawan orang musrik.” Benar, pasukan Yahudi -yang semestinya juga harus ikut mempertahankan Madinah-membubarkan diri.
Malam itu, mereka bersiaga di lereng-lereng Uhud. Rasul pun menyerahkan pedangnya pada Abu Dujana. Pagi hari tanggal 15 Syawal, tahun kelima Hijriah, darah mulai tumpah setelah Ali berduel dengan komandan pasukan Qurais, Talha anak Abu Talha. Talha tewas seketika. Selanjutnya, Ali, Hamzah dan Abu Dudjana terus berkelebat tak tertahankan. Pedang Rasul menghantam orang-orang Qurais. Bahkan sudah di atas kepala Hindun, namun Abu Dudjana mengurungkan. Ia mengaku tak tega membunuh perempuan, meskipun perempuan itulah yang telah mengobarkan perang.
Hindun memimpin barisan perempuan yang membawa tambur dan bersorak-sorai menyemangati kaum Qurais. Mereka meneriakkan syair-syarir. Antara lain, yang dikutip Haekal, “Kamu maju, kami peluk dan kami hamparkan kasur yang empuk; atau kamu mundur kita berpisah. Berpisah tanpa cinta.”
Keputusan Abu Dudjana keliru. Hindun ternyata mengorganisasikan para budak, termasuk Wahsyi -budaknya asal
Ethiopia. Bila berhasil membunuh Hamzah yang telah menewaskan ayah Hindun di Perang Badar, mereka akan dimerdekakan dari perbudakan. Wahsyi berhasil menghunjamkan tombaknya menembus perut bagian bawah. Tombak terus menancap sampai paman Nabi itu wafat. Konon, Hindun kemudian membelah dada Hamzah dan memakan jantung korban.
Bayang-bayang Perang Badar seperti kembali terlihat, pagi itu. Kaum Qurais mulai kalang-kabut meninggalkan arena. Orang-orang Islam mengejar-kejar mereka. Namun kemudian mereka tergoda oleh harta jarahan. Mereka segera berebut harta yang ditinggalkan orang-orang Qurais.
Para pemanah di puncak-puncak bukit pun berlarian mengejar barang jarahan. Abdullah bin Juzair mengingatkan mereka untuk tidak meninggalkan pos, namun mereka tak peduli.
Di saat demikian, pasukan berkuda Qurais pimpinan Khalid bin Walid memutar bukit melakukan serangan balik. Pasukan muslim yang tak lagi bersiaga kocar-kacir. Korban berjatuhan. Muhammad terdesak hingga mundur ke puncak bukit. Ia sempat terperosok ke dalam lubang jebakan, namun diselamatkan Ali serta Talha anak Ubaidillah. Tokoh Qurais, Uthba bin Abi Waqas, melemparkan batu ke muka Muhammad. Dua keping lingkaran topi baja terputus dan menyobek pipi serta bibir Muhammad. Wajah Sang Rasul pun berdarah-darah.
Panah terus menghujani Muhammad. Namun Abu Dudjana menggunakan punggungnya sebagai perisai untuk melindungi Rasul itu. Saad bin Abi Waqas membalas serangan panah tersebut. Muhammad ikut menyiapkan anak panah bagi Saad. Tak lama setelah itu, kabar kematian Muhammad pun menyebar. Kaum Qurais bersorak-sorai. Dalam keadaan letih mereka pun meninggalkan Uhud untuk kembali ke Mekah. Abu Bakar dan Umar -yang tak mengetahui keberadaan Muhammad-tertunduk lesu. Anas bin Nadzr, yang juga menyangka Rasul meninggal, kemudian mengamuk. Ia menyerang Qurais habis-habisan sampai tubuhnya hancur nyaris tanpa dapat dikenali lagi.
Namun, masih ada satu dua Qurais yang memburu Muhammad. Ubay bin Khalaf berhasil menemukan tempat istirahat Muhammad. Ubay belum sempat mengayunkan pedang tatkala Muhammad berhasil menyambar tombak Harith anak Shimma, dan menghunjamkannya. Ali kemudian membasuh muka Muhammad yang berdarah-darah. Abu Ubaida mencabut pecahan besi yang menembus wajah Muhammad, sehingga dua gigi Rasul itu tanggal.
Mereka semua kemudian salat dzuhur berjamaah sambil duduk. Rasulullah menjadi imamnya. Senja hari, mereka tertatih-tatih menuruni bukit, menghampiri satu demi satu kaum Muslimin yang menjadi korban, lalu memakamkan mereka. 70 orang telah syahid.
Muhammad dan pasukannya kembali ke kota Medinah dengan suasana pilu. Kaum Yahudi menyaksikan mereka dari balik jendela rumah masing-masing. Senyum mengembang di bibir para Yahudi itu. Namun, mereka keliru bila menyangka semangat Muslimin telah runtuh. Esok paginya, Rasul mengerahkan pasukan mengejar pasukan Qurais. Mereka menunggu tiga hari dan menyalakan api unggun sekiranya kaum Qurais berani bertempur. Abu Sofyan, yang telah letih berperang, memerintahkan pasukannya untuk terus pulang ke Mekah
Selengkapnya...

Adab Wanita Sholehah Keluar Rumah

saudi_women2Wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah Swt, Rasul Nya, kedua ayah bundanya dan kepada suaminya (jika dia telah bersuami). Adab sopan santunya jauh berbeda dengan wanita-wanita yang tidak shalihah (wanita thalihat, jahat). Apabila dia keluar rumah maka dia akan memastikan dirinya benar-benar mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Dia tidak akan keluar rumah melainkan jika memakai pakaian yang menutup aurat, yaitu sebuah pakaian yang memenuhi ketentuan syari’at Islam, antara lain:

1. Menutupi seluruh tubuh badan.
2. Tebal dan tidak tipis (transparan).
3. Longgar dan tidak ketat.
4. Tidak diberi parfum atau minyak wangi yang kuat atau menyengat baunya.
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita non Muslim (wanita kafir).
7. Pakaian yang dipakai adalah untuk tujuan ibadah kepada Allah Swt, bukan pakaian untuk menghias diri atau pamer kecantikan diri dan menarik perhatian orang lain atau untuk mencari popularitas.
8. Warna pakaian terbaik adalah warna gelap dan tidak norak (warna mencolok).

Itulah delapan syarat atau kriteria pakaian Muslimah shalihah yang harus dijaga oleh para Mu’minat shalehah. Kriteria pakaian tersebut telah memenuhi persyaratan apa yang disebut sebagai pakaian TAQWA.

Kewajiban Menutup Aurat.

Allah Swt berfirman:

“Hai anak Adam [umat Manusia], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa [selalu bertaqwa kepada Allah, berpakaian untuk bertaqwa] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al ‘araf, 7: 26-27)

Batas aurat wanita

a. Seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan sampe pergelangan.

Allah Swt berfirman,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan, dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah. Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’” (QS. An Nur, 24: 31)

Dari ‘Aisyah Radhiallahuanha berkata, Rasulullah Saw bersabda,

“Wahai Asma’, sesungguhnya wanita apabila telah haidh tidak boleh dilihat darinya kecuali ini dan ini.” Dan beliau (Rasulullah) mengisyaratkan wajahnya dan kedua tangannya sampe pergelangan. (HR. Abu Daud)

Sesungguhnya wanita diciptakan dalam keadaan fitrahnya senang berhias dan tumbuh dalam keadaan berperhiasan. Perhiasan itu ada dua. Pertama: Yang berasal dari dirinya (tubuhnya) sendiri yang merupakan asal penciptaannya seperti rambut, wajah dan semisalnya. Kedua: Perhiasan yang diambilnya dari luar dirinya kemudian dikenakan untuk memperindah diri seperti anting-anting, cincin, gelang kaki, pewarna kuku (daun pacar) dan selainnya. Kedua jenis perhiasan ini tidak boleh diperlihatkan dihadapan lelaki yang bukan mahram (ajnabi), karena syariat menetapkan hanya pihak-pihak tertentu yang diperkenankan melihat perhiasan si wanita sebagaimana tersebut. Maka satu-satunya jalan untuk memperbaiki keadaan ini adalah dengan kembali kepada hukum yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. [1]

b. Seluruh tubuh kecuali sebiji mata:

Allah Swt berfirman:

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya [yaitu sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada] ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab, 33: 59)

Dari Ibnu Abbas dan Abu Ubaidah Radhiallahuanhuma berkata: “Allah memerintahkan kepada kaum Muslimah untuk menutup kepala dan wajahnya dengan jilbab kecuali satu mata, agar mudah dikenali, bahwa mereka adalah wanita-wanita merdeka.”

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhuma berkata: Abu Shalih mengatakan kepadaku, Muawiyah berkata kepadaku, dari Ibnu Abbas Radhiallahuanhuma mengenai firman Allah (QS. Al Ahzab, 33: 59): Bahwa Allah Swt memerintahkan kepada isteri-isteri para mukminin jika mereka keluar rumah untuk suatu keperluan, haruslah mereka menutup wajah mereka dari atas kepala mereka dengan jilbab. Dan hendaklah mereka menampakkan satu mata untuk melihat.

Dari Ummu Salamah Radhiallahuanha berkata: Ketika Allah menurunkan wahyu (QS Ahzab, 33: 59), maka wanita-wanita kalangan Anshar keluar dari rumah-rumah mereka, seakan-akan diatas kepala mereka ada burung gagak dari kain hitam yang mereka pakai.

Selain dari ayat-ayat diatas, ada beberapa hadits yang menyempurnakan adab wanita Muslimah jika mereka keluar rumah. Yaitu tiap-tiap wanita atau isteri Muslimah yang shalihah jika hendak keluar rumah wajib meminta izin kepada suaminya atau penanggung jawabnya (orang tua nya) agar mereka senantiasa berada dalam keridhaan Allah Swt.

Wanita Muslimah atau Isteri Wajib Minta Izin Orang Tua atau Suami.

Dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

“Setiap isteri yang keluar rumah tanpa izin suaminya, tetap dalam murka Allah, sehingga kembali kerumahnya atau dimaafkan oleh suaminya.” (pada riwayat lain) setiap malaikat yang ada di langit mengutuknya, dan apa saja yang dilaluinya selain manusia dan jin, sehingga kembali.” [2]

Larangangan Wanita Muslimah Memakai Parfum.

Dibolehkan bagi wanita untuk memakai wangi-wangian apa saja yang disukai, baik yang dipakai dipakaian atau dibadan. Akan tetapi ada ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu Islam mengharamkan wanita memakai wangi-wangian ketika keluar rumah. Karena dapat membangkitkan syahwat dan mengalihkan perhatian bagi siapa saja yang mencium baunya terutama laki-laki.

Dari Abu Musa al Asy’ari Radhiallahuanhu, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

“Tiap-tiap wanita yang menggunakan harum-haruman kemudian keluar melewati sekelompok kaum supaya dicium baunya oleh kaum itu, maka dia adalah seorang wanita penzina (pelacur) dan setiap mata yang memandangnya juga telah (ikut) melakukan zina (berzina).” [3]

Dari Abu Musa al-Asy’ari berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian keluar rumah dan berjalan melewati satu kaum sehingga mereka dapat mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An-Nasa’I. Hadist No. 5141, 5126, 5143)

Maksud dari hadis di atas adalah bahwa perbuatan seperti itu dapat dikategorikan dengan berzina. Hadits di atas memberikan peringatan, agar Muslimah dapat menghindarkan diri dari perbuatan tersebut yang hanya dilakukan oleh para pezina.

Hadis yang lain, diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahuanhu, Rasulullah Saw bersabda:

“Siapa saja wanita yang terkena asap wangi-wangian, maka jangan ikut bersama kami untuk melakukan shalat Isya’ pada akhir malam.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu, bahwa ia suatu saat bertemu dengan seorang wanita yang tercium olehnya bau wangi-wangian, dan di bagian belakang pakaiannya terdapat kain yang menyapu tanah. Abu Hurairah berkata, “Wahai amah (hamba) al-Jabbar, apakah engkau datang dari masjid?” Wanita itu menjawab, “Ya”. Abu Hurairah berkata lagi, “Apakah untuk-Nya engkau memakai wangi-wangian?” Wanita itu menjawab, “Ya”. Kemudian Abu Hurairah menjelaskan, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Tidak akan diterima shalat seorang wanita yang memakai wangi-wangian dalam masjid ini, sehingga ia kembali dan mandi seperti ia mandi janabah (junub).” (HR. Abu Dawud)

Oleh karena itu, menjadi perhatian bagi wanita, apabila untuk pergi ke masjid, Islam melarang wanita menggunakan wangi-wangian. Lalu bagaimana hukumnya jika dipakai ke tempat-tempat umum yang banyak berkumpul laki-laki, seperti pasar atau tempat-tempat pembelanjaan lainnya? Ke masjid saja tidak boleh apalagi yang lebih umum, jelas lebih diharamkan lagi.

Inilah diantara ketentuan syari’ah Islam menegenai adab wanita shalihah keluar rumah, dan adalah orang-orang yang shalih dan shalihah apabila diajak kembali kepada syari’ah Allah Rasul Nya, maka jawabannya hanyalah sami’na wa atha’na “kami mendengar dan kami ta’at” (QS. an Nuur, 24: 51 dan QS. Al Ahzaab, 33: 36).

Wallahu a’lam bisshawab…
Selengkapnya...

Kehancuran Kaum Thamud

Tempat Tinggal Kaum Tsamud

Sesudah kaum 'Ad dibinasakan oleh Allah dengan angin taufan yang sangat kencang, sehingga mengakibatkan manusia yang ingkar bergelimpangan, rumah-rumah dan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi runtuh menjadi berserakan, haiwan-haiwan ternakan diterbangkan angin taufan yang dahsyat itu. Akhirnya negeri itu kosong dan tandus.
Diriwayatkan bahawa negeri itu kosong dari penduduknya, kerana Hud dan pengikutnya yang beriman telah pindah ke Makkah. Akhirnya Allah mengutus bangsa lain untuk menghuni negeri yang rosak itu. Bangsa itu yang dalam Al-Quran disebut bangsa atau kaum Tsamud. Merekalah yang berkuasa di atas bumi yang sebelum ini dikuasai oleh bangsa 'Ad dahulu.
Negeri itu dibinanya semula, sehingga menjadi negeri yang makmur, lebih makmur lagi bila dibandingkan dengan zaman kaum 'Ad yang sudah musnah itu. Di dalamnya penuh dengan kebun-kebun, tanam-tanaman yang indah, dengan hasil bumi yang berlipat ganda. Pendeknya, kehidupan mereka senang dan bahagia, tidak kekurangan segala keperluan sehari-hari.
Al-Quran tidak menentukan tempat tinggal kaum Tsamud, tetapi menerusi firman Allah ini jelas menunjukkan:
“Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah”.
(Fatir: 9)
Jadi tempat tinggal mereka adalah di daerah pegunungan batu. Yang dimaksud lembah oleh ayat ini ialah lembah Al-Qura. Di lembah inilah mereka tinggal. Kebanyakan riwayat menyebutkan bahawa desa Al-Hajr sebagai perkampungan kaum Tsamud. Mereka menyebutkan bahawa di sana ada sebuah sumur yang dinamakan sumur Tsamud. Rasulullah SAW pernah mendatangi sumur itu pada waktu perang Tabuk, dan melarang sahabat-sahabatnya meminum air dan memasuki rumah-rumah di kampung itu.
Kehidupan kaum Tsamud ini seperti kehidupan kaum 'Ad dahulu. Mereka membuat kerosakan dan kesombongan, menunjuk-nunjukkan harta kekayaan yang mereka miliki. Mereka mengira bahawa harta kekayaan yang selama ini mereka pegang dan rasakan adalah untuk selama-lamanya, kesenangan dan kebahagiaan hidup mereka akan tetap selamanya. Lalu mereka berbuat sekehendaknya, mengikuti hawa nafsunya yang angkara murka, bahkan hingga batu-batu yang tidak berharga mereka gunakan sebagai pemujaan dan penyembahan mereka.
Kaum Tsamud adalah penyembah berbagai berhala, antara lain Wad, Jad, Syams, Manaf, Manaat, Al-Lata dan sebagainya.Dakwah ke Jalan Allah
Allah mengutus Nabi bernama Salleh kepada Kaum Tsamud untuk menyeru mereka beribadah kepada Allah dan meninggalkan penyembahan patung-patung (berhala-berhala). Seruan Nabi Salleh kepada mereka: “Hai kaumku, beribadahlah hanya kepada Allah semata. Jangan menyekutukannya dengan sesuatupun. Dia yang menciptakan kamu dari tanah, Dialah yang menjadikan kamu dapat membangun dengan menyediakan alat-alat pembangunan.
Maka wajarlah kalian harus memohon ampun kepada-Nya atas perbuatan dosa yang telah kalian lakukan, mengabulkan permohonan orang-orang yang berdoa, mengampuni dosa orang yang bertaubat, jika ia benar-benar beriman dan ikhlas dalam berdoa.”
Kemewahan Yang Menghancurkan
Kaum Tsamud mendustakan Nabi yang diutus Allah, menolak seruannya untuk beribadah kepada Allah, bertakwa dan meng-Esakan-Nya. Padahal ia Rasul yang dapat dipercaya dan tak mengharapkan upah dalam menyampaikan ajarannya.
Kebiasaan kabilah Tsamud bergelumang dalam kemewahan material antara lain dalam masalah makanan, minuman dan tempat tinggal dengan bangunan-bangunan yang menjulang kukuh. Sehingga mereka ingkar terhadap Nabinya yang bernama Salleh. Nabi Salleh berkata menasihati mereka: “Apakah kalian mengira Allah akan membiarkan kalian bersenang-senang dengan kenikmatan itu. Apakah kalian mengira dapat melindungi diri kalian dari azab Allah, sehingga kalian berfoya-foya sekehendak hati dengan kebun-kebun, mata air, pertanian dengan buah kurmanya yang manis dan masak.
Kalian pahat bahagian-bahagian gunung untuk dijadikan tempat tinggal dan rumah-rumah yang nyaman menyenangkan. Kemudian kalian tidak mahu mensyukuri nikmat Allah yang banyak ini. Bertakwalah kepada Allah, taatilah nasihat-nasihatku. Aku menyeru kalian ke jalan Allah, janganlah kamu turutkan perbuatan-perbuatan orang yang melampaui batas. Mereka melampui batas (mempengaruhi kalian) dalam kekufuran dan kemaksiatan. Mereka membabi-buta membuat kemaksiatan di dunia, dan tidak mengetahui jalan yang benar.”
Seterusnya Nabi Salleh berkata kepada mereka: “Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu bina istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-ganangnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melampaui batas di muka bumi membuat kerosakan”.

Menuntut Bukti Mukjizat
Kaum Tsamud tidak mahu percaya terhadap nasihat-nasihat Nabi Salleh. Bahkan sebaliknya, mereka menuduh bahawa Salleh terkena sihir yang mengganggu fikirannya. Sehingga dengan pengaruh sihir itu, ia mengaku sebagai utusan Allah.
Pada suatu hari mereka (kaum Tsamud) datang menemui Nabi Salleh untuk minta bukti-bukti kebenaran atas kenabian Salleh. Mereka berkata, "Kalau engkau boleh mendatangkan bukti mukjizat (perkara-perkara luar biasa), maka engkau benar-benar seorang nabi, kalau tidak bererti engkau seorang pembohong."
Mendengar kata-kata dan pendirian mereka yang sedemikian itu, tidak ada yang dapat diperbuat oleh Nabi Salleh kepada mereka kecuali hanya berdoa kepada Allah: "Ya Allah, Ya Tuhanku, kaumku telah mendustakan aku, dan hanya sebahagian sahaja dari mereka yang beriman kepadaku, dan kali ini mereka minta mukjizat atas kenabianku. Untuk mengatasi hal yang sedemikian itu sudilah kiranya Engkau memberikan mukjizat yang dikehendaki mereka itu. Mudah-mudahan dengan mukjizat itu mereka beriman kepada seruan yang kusampaikan kepada mereka."
Allah mengabulkan permintaan Nabi Salleh, lalu Allah berfirman kepadanya: "Pergilah engkau hai Salleh untuk mendapatkan kaummu, dan katakanlah kepada mereka agar berkumpul di luar bandar di kaki gunung yang nampak itu, untuk dapat melihat mukjizat yang mereka kehendaki itu. Dari gunung itu nanti akan muncul seekor unta betina yang luar biasa cantiknya, besar dan gemuk, tak pernah mereka lihat sebelum ini. Tetek unta itu selalu penuh dengan air susu, walaupun setiap detik dan setiap jam air susu itu diperas.
Setiap orang dibolehkan untuk mengambil air susunya, dengan syarat bahawa unta itu harus dibiarkan dengan sebebas-bebasnya, tidak boleh diganggu oleh sesiapa pun. Dan juga unta itu harus dibiarkan meminum air yang ada dalam perigi itu bergantian dengan penduduk. Ertinya hari ini perigi itu digunakan untuk meminumkan unta itu, dan hari berikutnya digunakan untuk penduduk. Dan begitulah seterusnya. Dan sewaktu giliran unta, Nabi Salleh tak seorang pun dari penduduk itu yang dibolehkan mengambil air perigi itu. Begitu pula pada hari giliran penduduk, unta itu tidak akan meminum sedikit pun."
Setelah wahyu itu disampaikan oleh Nabi Salleh kepada kaumnya, maka mereka berkumpul menunggu-nunggu unta yang dimaksudkan itu. Tidak lama kemudian dari gunung itu muncullah seekor unta yang cantik, gemuk dan teteknya penuh dengan air susu, sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Salleh kepada mereka.
Unta itu terus menuju ke perigi dan meminum semua air yang ada dalam perigi. Melihat unta yang gemuk itu, semua penduduk menyediakan baldi dan bekas untuk tempat susu, lalu mengambil air susu dari unta itu.
Demikianlah setiap hari unta itu mengeluarkan air susu, dan tidak henti-hentinya penduduk disitu memerasnya. Dan pada suatu hari, mereka tidak mendapatkan air sama sekali dalam perigi itu, maka sebagai gantinya mereka memeras susu unta itu.
Begitulah dari hari ke sehari, dari minggu ke minggu, orang yang beriman bertambah kuat imannya, sedangkan orang-orang yang ingkar bukan menjadi beriman padahal bukti-bukti dan mukjizat yang mereka minta dahulu telah mereka saksikan, bahkan mereka bertambah dengki kepada Nabi Salleh dan orang-orang yang beriman.

Membunuh Unta
Untuk mewujudkan kedengkian dan iri hati yang terpendam dalam hati kaum Tsamud yang ingkar, maka mereka merancang untuk membunuh unta mukjizat itu dari permukaan bumi, dengan tujuan supaya orang-orang yang beriman semakin berkurang bahkan menghindar dari seruan Nabi Salleh. Kerana seruan dan ajaran Salleh adalah tidak sesuai dengan ajaran nenek moyang mereka yang menyembah patung dan berhala-berhala.
Untuk membunuh unta mukjizat Nabi Salleh itu, para pemimpin kaum Tsamud yang ingkar memberikan motivasi kepada lelaki untuk membunuh unta itu. Motivasi itu adalah dengan menawarkan perempuan-perempuan cantik. Perempuan-perempuan cantik itu akan diserahkan kehormatannya kepada lelaki yang mahu membunuh unta tersebut. Bila seorang lelaki telah ditawan hatinya oleh seorang perempuan cantik, maka lelaki penakut menjadi pemberani, dan lelaki yang bagaimanapun pandainya akan menjadi bodoh.
Akhirnya seorang perempuan cantik yang bernama Shaduq binti Mahya akan menyerahkan kehormatannya dengan sepuas-puasnya kepada seorang lelaki yang bernama Masdak Ibnu Hajar, dengan syarat pemuda itu dapat membunuh unta tersebut. Dan juga seorang perempuan tua yang derhaka sanggup menyerahkan kehormatan anak gadisnya kepada seorang lelaki yang bernama Qudar Ibnu Salif.
Kedua-dua pemuda itu yang sudah dirangsang dengan gadis-gadis cantik, berangkat menuju ke tempat unta itu berada. Dengan diam-diam kedua-dua pemuda itu mendekati unta itu dekat perigi dan menucucuknya dengan pedang yang sangat tajam, hingga akhirnya terburailah susu unta itu, dan tidak lama kemudian unta itu pun mati. Kedua-dua pemuda itu dengan perasaan puas hati dan gembira menemui pemimpin-pemimpin kaumnya atas kematian unta mukjizat tersebut sambil menagih janji gadis-gadis cantik yang akan mereka nikmati.
Mereka mendustakan akan firman Allah melalui Nabi Salleh yang telah memberi ancaman kepada sesiapa sahaja yang berani membunuh unta itu, tapi akhirnya mereka membunuh unta itu dengan mendustakan mukjizat yang telah diperlihatkan kepada mereka.
Kemudian mereka menemui Nabi Salleh dan berkata: "Hai Salleh, datangkanlah seksa yang telah engkau janjikan itu, seandainya engkau benar-benar utusan Allah. Buktinya unta yang merupakan mukjizat itu sudah kami bunuh, dan mana janji bahawa akan didatangkan seksa itu."
Nabi Salleh berkata: "Kamu benar-benar telah berbuat dosa. Sekarang kamu boleh bersenang-senang dan bergembira tiga hari sahaja atas kematian unta itu. Sesudah tiga hari yang dijanjikan Tuhan akan datang, dan bukanlah ini perjanjian yang bohong."
Tempoh tiga hari masih diberikan kepada mereka oleh Nabi Salleh dengan harapan mudah-mudahan mereka sedar dan minta ampun, beriman kepada Allah dan utusan-Nya. Tetapi oleh kaum yang derhaka dan celaka itu, dianggap sebagai tanda kelemahan.
Belum lagi tiga hari, mereka datang lagi kepada Nabi Salleh memaki-hamun lagi dengan bertanya: "Percepatlah datangnya seksa yang engkau janjikan itu".
Dan banyak lagi cara-cara mereka dalam menyakiti dan mendustakan Nabi Salleh. Nabi Salleh hanya berkata: "Wahai kaumku, kenapa kamu minta segera datangnya seksa, bukan kebaikan? Kenapa kamu tidak minta ampun kepada Allah, mudah-mudahan kamu diberinya pengampunan?"
Sehari sebelum janji itu habis, kerana mereka merasa ragu dan takut akan janji Allah itu, maka mereka mengadakan mesyuarat rahsia untuk membunuh Nabi Salleh pada malam itu juga. Kerana menurut sangkaan mereka bahawa dengan terbunuhnya Nabi Salleh, seksa itu tidak akan datang. Namun Allah melindungi hamba-Nya yang benar, Nabi Salleh dijauhkan dari pembunuhan pada malam itu juga.
Pada keesokan harinya tepat sekali apa yang dijanjikan oleh Nabi Salleh itu, maka azab atau seksa yang dijanjikan Tuhan itu turunlah, yang berupa suara petir yang sangat dahsyat. Gemuruh petir yang sangat kuat itu dapat menyebabkan suara yang mengguntur dan dapat menghancurkan rumah dan bangunan-bangunan mereka sebagai tempat tinggal, bukit-bukit yang dipergunakan sebagai benteng, harta kekayaan mereka porak-peranda disambar petir dan tiupan angin. Hanya Nabi Salleh dan pengikutnya yang beriman terselamat dari azab tersebut.

Kehancuran Kaum Tsamud
Kehancuran kaum Tsamud adalah kerana sambaran petir yang mereka saksikan dengan mata mereka sendiri. Petir adalah tenaga elektrik yang dahsyat, yang menimbulkan bunyi yang keras.
“Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa”.
(Al-Haqqah: 5)
Yang dimaksud dengan kejadian luar biasa itu ialah petir yang amat keras yang menyebabkan suara menggelegar dan merosakkan indera pendengaran.
Petir itu menimbulkan goncangan yang hebat, bagaikan terjadinya gempa yang memporak-perandakan bumi.
Selengkapnya...